Bandung – Dalam rangka membantu mengembangkan UKM di era kenormalan baru, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral, dan Batubara (PPSDM Geominerba) menyelenggarakan Diklat Pengusahaan Batu Mulia dan Batu Hias untuk masyarakat. Kegiatan ini merupakan sinergi Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
Penyelenggaraan diklat ini bertujuan memperkenalkan potensi dan perspektif batu mulia, memahami proses dan pengolahannya, serta memahami jenis-jenis geologi bebatuan tersebut. “Selain itu agar para pelaku usaha kreatif bisa terus beradaptasi saat pandemi COVID-19 saat ini,” ujar Ratna Mirah Tasrif, Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian ESDM saat membuka diklat, Senin (5/10) secara virtual.
Sebanyak 40 perajin yang berasal dari Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Lampung, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan ini akan mengikuti diklat selama lima hari (5-9 Oktober) di Gedung Diklat PPSDM Geominerba, Bandung. Meski digelar secara tatap muka, tentu tetap memperhatikan protokol Kesehatan.
Hadir dalam pembukaan diklat ini adalah Kepala PPSDM Geominerba Dwinugroho, Pengurus Dekarnas Bidang Wirausaha Baru, Metty Harindra dan Triana, serta instruktur diklat Sujatmiko. Selain itu juga tamu undangan hadir secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
“Iikutilah kegiatan ini dengan baik, serius, dan sungguh-sungguh, sebagai bekal masa depan agar dapat menjadi perajin-perajin yang kreatif, produktif, dan memperoleh peningkatan pendapatan sebagai wirausaha kriya batu mulia dan batu hias,\" tutur Ratna menambahkan.

Lebih lanjut, Ratna juga menyarankan agar peserta memanfaatkan teknologi digital untuk buka peluang memperluas pemasaran produk, dan beradaptasi di masa kebiasaan baru saat ini. Sangat penting, ia menambahkan, meningkatkan kualitas desain dan kemasan produk agar sesuai dengan selera pasar sehingga produk kerajinan kita dapat bersaing di pasar global. “Ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang kini sedang digaungkan pemerintah.”
Sebagai informasi, sepanjang 2019, industri perhiasan memiliki peluang pasar besar. Indonesia memiliki beragam kekayaan khasanah budaya dan limpahan kekayaan alam yang dapat diolah dengan nilai budaya dalam bentuk kerajinan tangan.
Limpahan sumber daya alam tentu membutuhkan kreativitas para perajin yang mampu menghasilkan berbagai produk sesuai tren dan selera pasar. Hal ini bisa menjadi salah satu sarana pencarian pendapatan bagi masyarakat.
Sesuai visi DEKRANAS untuk menyiapkan regenerasi perajin yang unggul, menggali, melestarikan, dan mengembangkan tradisi warisan budaya, serta meningkatkan daya saing produk kerajinan berbasiskan kearifan lokal dengan selera global. Semuanya tentu melalui pengembangan inovasi, kreativitas, dan efisiensi, serta meningkatkan hubungan kemitraan dengan lembaga nasional dan Internasional di bidang industri kerajinan. (IR)