Bandung – Indonesia memiliki 127 gunung api aktif, yang ditandai dengan pernah meletus sejak 1600 hingga kini, dan merupakan 13% dari jumlah gunung api di dunia. Sebanyak 65 gunung api aktif dipantau secara menerus melalui 75 pos pengamatan gunung api oleh para pengamat gunung api.

Gunung merapi di Yogyakarta merupakan contoh gunung api yang meletus pada November tahun 2010 lalu, dan mengakibatkan 275 nyawa hilang dan setengah juta lebih mengungsi. Melihat hal ini, menjadi sangat penting peran pengamat gunung api.

Pengamat Gunung Api adalah pelaksana teknis yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pengamatan kegiatan gunung api secara menerus di pos pengamatan gunung api dan memberikan pelayanan jasa terbatas di wilayah masing-masing.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi Mineral dan Batubara (PPSDM Geominerba) menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Fungsional Pengamat Gunung Api Pelaksana Pemula untuk angkatan I dan II. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala PPSDM Geominerba, Edi Prasodjo dan didampingi oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana, Syaiful Hidayat, serta Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, pagi tadi (11/9), di Gedung Diklat PPSDM Geominerba.

Diharapkan dengan mengikuti diklat ini peserta mampu mengoperasikan alat-alat pengamatan gunung api dan mengumpulkan data gejala kegiatan vulkanik sebagai persyaratan untuk dapat diangkat menjadi pejabat fungsional pengamat gunung api pada jenjang pengamat gunung api pelaksana pemula.

Sebanyak 35 peserta berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, akan mengikuti diklat selama 37 hari (11 September – 17 Oktober 2017). (IR)