Letak geografis dan geologis Indonesia membuat negeri ini memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi. Bencana alam bisa terjadi dalam skala besar, pun kecil. Beberapa bencana alam yang tidak dapat dicegah misalnya gempa bumi, gunung Meletus, maupun tsunami, namun ada pula yang sebenarnya dapat dicegah. Setidaknya bisa berusaha meminimalisir dampak kerugiannya. Misal, banjir ataupun pergerakan tanah (tanah longsor).
Pergerakan tanah atau tanah longsor adalah perpindahan material baik batuan, bahan rombakan, atau tanah yang bergerak dari dari atas ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor ini terjadi pada permukaan bumi yang memiliki kemiringan tertentu. Tanah longsor juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Adalah longsoran rotasi, longsoran translasi, runtuhan batu, rayapan tanah (Creeping), pergerakan blok, dan aliran bahan rombakan.
Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya pergerakan tanah.. Sebut saja tingginya curah hujan yang terjadi terus menerus pada kurun waktu tertentu. Adanya pelapukan batuan yang dapat mengurangi kepadatan dan memungkinkan terjadinya pergerakan tanah. Kemiringan lereng serta penggerusan permukaan tanah pada lereng bagian atas akibat adanya aliran air permukaan (Magma Indonesia) serta faktor penyebab lainnya.
Gerakan tanah/longsor adalah proses perpindahan masa batuan atau tanah akibat gaya berat (gravitasi). Hal ini bisa berakibat fatal seperti menelan banyak korban jiwa, juga harta benda. Pergerakan terjadi disebabkan karena adanya faktor-faktor pengontrol dan pemicu yang bersifat alami maupun non-alami. Longsoran tanah sering terjadi di mana bencana tersebut yang terjadi sangat merugikan, karena dapat merusak berbagai sarana infrastruktur.
Perlu adanya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Baik itu melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Penyelenggaran penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Tentu penting untuk menciptkan sumber daya manusia yang mampu menganalisis aspek geologi lingkungan. Tujuannya agar mereka mampu merekomendasikan perencanaan tata ruang dan wilayah berbasis geologi. Untuk itulah PPSDM Geominerba menyelenggarakan diklat Pengantar Penyuluh Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Berbasis Online secara gratis yang diperuntukkan bagi Masyarakat umum.
Diklat yang berlangsung selama empat hari ini(1-4 Februari) diikuti 30 peserta dari masyarakat umum yang tersebar di seluruh Indonesia, yang berasa di wilayah yang rawan akan bencana. Para peserta akan mendapatkan materi seperti Pengenalan Gerakan Tanah, Mitigasi Bencana Gerakan Tanah, Menyusun Bahan Sajian, dan Teknik Penyuluhan. Diharapkan dengan diadakannya kegiatan diklat untuk masyarakat umum ini akan menambah wawasan akan mitigasi bencana gerakan tanah. Semangat mengikuti diklat Geominers! (IR)