Tingginya risiko kecelakaan di industri pertambangan mengharuskan sumber daya manusianya untuk memahami aspek keselamatan dan keselamatan kerja (K3). Namun kejadian kecelakaan kerja pada kegiatan pertambangan tidak dapat dihindarkan, sering kali disertai dengan cedera, kesehatan yang memburuk bahkan kematian.
Sumber daya manusia merupakan komponen vital dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan dan mewujudkan visi misi sangat tergantung pada kompetensi dan kualitas sumber daya manusia.
Mengingat pentingnya hal tersebut PT Borneo Indobara bekerja sama dengan PPSDM Geominerba menyelenggarakan inhouse training Investigasi Kecelakaan Tambang secara online. Hal tersebut dilakukan untuk dapat menciptakan tenaga kerja yang mampu memahami peraturan perundangan terkait investigasi kecelakaan tambang serta mampu melakukan investigasi kecelakaan tambang.
Koordinator Penyelenggara dan Sarana Prasarana Pengembangan SDM PPSDM Geominerba Ade Hidayat secara resmi membuka diklat, Senin (18/10), melalui zoom meeting. Diikuti oleh sebanyak 17 orang peserta yang merupakan pegawai PT Borneo Indobara, diklat yang dilakukan secara online ini berlangsung selama empat hari (18-21 Oktober 2021).
General Manager HSE PT Borneo Indobara Supandi yang turut hadir dalam acara pembukaan, mengatakan bahwa komitmen mencegah kecelakan harus dilakukan dengan standar yang benar, prosedur yang benar dan tata cara yang benar, “untuk mencegah itu kita harus belajar dari pengalaman yang terjadi, sehingga kecelakaan kemudian hari dapat dicegah.” Ujarnya.
Selama pelatihan para peserta akan dibekali dengan materi seperti: Peraturan Perundang - Undangan terkait Keselamatan Pertambangan, Persiapan dan Pemeriksaan Kecelakaan Tambang, Analisa Penyebab Kecelakaan Tambang, Pelaporan Kecelakaan Tambang, Studi Kasus Kecelakaan Tambang, dan diakhiri dengan Presentasi Kasus Kecelakaan Tambang.
“Diharapkan setelah mengikuti kegiatan diklat ini Bapak/Ibu semakin bertambah kompetensinya dalam melakukan investigasi kecelakaan tambang dan tentu saja akhirnya bisa membuat rekomendasi tindak lanjut yang komprehensif agar kejadian kecelakaan tambang tidak terulang di kemudian hari.” Ucap Ade. (IR)