Detail Berita

Blog Single

Edukasi Mitigasi Bencana Bagi Masyarakat Lampung

Aneka potensi bencana perlu disikapi dengan serius. Pengalaman letusan dahsyat Gunung Anak Krakatau yang terjadi pada 27 Agustus 1883, diikuti tsunami telah menghancurkan kawasan Selat Sunda.
Baru-baru ini, tanggal 16 Januari 2021 pukul 16.26.43 WIB wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempa tektonik. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 145 km arah Selatan Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung pada kedalaman 43 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi, tetapi tidak berpotensi tsunami.
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana sangat besar. Potensi bencana yang dimaksud adalah bencana alam, serta bencana sosial akibat ulah manusia. Kawasan rawan bencana alam geologi tersebar di seluruh wilayah Provinsi Lampung, yang terjadi akibat aktivitas tektonik, pengaruh sesar Mayor yaitu sesar Semangko dan sesar Mentawai, serta sesar Minor, dan aktivitas vulkanik.
Potensi bencana di Lampung tidak hanya tsunami dan gempa. Tetapi juga puting beliung, banjir, kekeringan, longsor, dan kebakaran hutan. Antisipasi masyarakat terkait pengetahuan mengenai bencana harus kita siapkan. Perlu adanya sosialisasi dan keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Terutama edukasi kepada mayarakat terkait daerahnya.
Ke depannya, Provinsi Lampung harus membuat jalur-jalur evakuasi bencana dan melakukan simulasinya. Tak hanya itu, harus juga menyusun formula unit reaksi cepat serta peningkatan koordinasi antar lembaga terkait perihal bencana alam. Tentu ini perlu bergandengan lintas sektoral, lintas batas kewenangan dan kewilayahan, sehingga mampu menuntaskan permasalahan di hulu, sebagai sumber dari problem tahunan di Lampung.
Untuk mengamankan penduduk dan hasil-hasil pembangunan yang sudah dimiliki, kawasan pantai selatan Bandar Lampung harus dilakukan mitigasi terhadap kemungkinan bencana tsunami. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh tsunami tersebut, upaya mitigasi bisa dilakukan secara struktural maupun non-struktural.
Kali ini, PPSDM Geominerba sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang Geologi, Mineral dan Batubara berkesempatan dalam kegiatan prioritas nasional memberikan pemahaman terkait dengan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Tujuannya tentu agar masyarakat bisa mengantisipasi dan terhindar menjadi korban bencana gempa bumi dan tsunami yang bisa saja terjadi kapan saja.
Kepala Bidang Geologi Dinas ESDM Provinsi Lampung, Ridwan Sahadi membuka diklat Senin (8/2) pagi secara langsung, di Bandar Lampung. Beliau didampingi para pengajar dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Imam Santosa, dan pengajar dari PPSDM Geominerba Iwan Fahlevi Setiawan dan Arif Budiyono.
Sebanyak 20 orang peserta yang berasal dari masyarakat Lampung mengikuti diklat yang berlangsung selama lima hari (8-12 Februari). Materi yang diberikan di antaranya Pengenalan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Mitigasi Bencana Tsunami, dan Praktik Kerja Lapangan. Ada juga Menyusun Bahan Sajian dan Teknik Penyuluhan akan didapatkan para peserta, diakhiri dengan Seminar Kertas Kerja.
Para peserta tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 dengan melakukan tes antigen sebelum diklat dimulai, menggunakan masker selama diklat berlangsung, dan disediakan hand sanitizer di ruang kelas. Diharapkan setelah mengikuti diklat ini, peserta memiliki pengetahuan dalam mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami sehingga mampu menjelaskan tentang mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami Kepada Masyarakat. (IR)

Share this Post: